Gunung Tabur: Menata Warisan, Membangun Masa Depan

Gunung Tabur, salah satu kelurahan tertua dan paling bersejarah di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kini bergerak dinamis dalam mempercepat pembangunan di berbagai sektor. Sebagai kawasan yang dulunya menjadi pusat Kesultanan Gunung Tabur, kelurahan ini memikul tanggung jawab ganda: melestarikan nilai sejarah sekaligus membangun infrastruktur dan layanan publik untuk generasi mendatang.
1. Infrastruktur Dasar Terus Digenjot
Pemerintah Kelurahan Gunung Tabur terus berupaya memperbaiki infrastruktur dasar yang menjadi kebutuhan utama masyarakat. Beberapa capaian penting dalam pembangunan fisik antara lain:
•Peningkatan dan perbaikan jalan lingkungan di gang-gang padat penduduk seperti Gang Al-Hijrah, Gang Banua Sanggam, dan Gang Gaharu.
•Pembangunan drainase lingkungan untuk mengurangi potensi banjir lokal di musim hujan.
2. Fasilitas Sosial dan Lingkungan
Fokus pembangunan Gunung Tabur tidak hanya soal fisik, tapi juga pemberdayaan sosial dan penataan lingkungan. Pemerintah kelurahan mendorong:
•Revitalisasi ruang publik, seperti taman bermain anak dan lapangan warga.
•Peningkatan fungsi Posyandu m, untuk mendukung kesehatan ibu dan lansia.
•Program Kampung Iklim (ProKlim) untuk menata kawasan padat menjadi lebih hijau dan ramah lingkungan.
Salah satu inovasi terkini adalah mendorong pemanfaatan pekarangan produktif dan pertanian urban melalui program P2B (Pekarangan Pangan Bergizi) yang juga menyokong ketahanan pangan keluarga.
3. Pembangunan Berbasis Budaya dan Pariwisata
Sebagai pusat peninggalan sejarah, Gunung Tabur aktif mengembangkan kawasan wisata budaya dan edukasi sejarah. Museum Batiwakkal, bekas keraton Kesultanan Gunung Tabur, menjadi ikon utama yang sedang dipoles agar lebih menarik wisatawan.
Pembangunan ini meliputi:
•Penataan kawasan museum dan dermaga wisata.
•Dukungan pada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) “Sinang Banua”.
•Pemberdayaan UMKM berbasis souvenir budaya dan kuliner khas Gunung Tabur.
4. Pelibatan Masyarakat dan Transparansi
Di bawah kepemimpinan Lurah Achmad Rizhali, SE, ME, pembangunan di Gunung Tabur mengedepankan prinsip musyawarah, keterbukaan, dan partisipasi warga. Forum RT, lembaga kemasyarakatan, tokoh adat, hingga pemuda terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Menatap ke Depan
Gunung Tabur bukan hanya kelurahan sejarah, tetapi juga model pembangunan lokal yang adaptif dan inklusif. Dengan menggabungkan semangat gotong royong dan visi pembangunan berkelanjutan, kelurahan ini bertekad menjadi wilayah yang nyaman, maju, dan berdaya saing dalam

BERITA TERPOPULER